Kamis, 13 Maret 2014

deo Gratias

Ada teman saya yang bertanya apa sebenarnya arti dari “deo gratias” (baca:deo grasias) yang biasa di ucapkan oleh Umat Katolik sebagai sebuah salam. Saya sebagai seorang putri Katolik tertarik untuk menjawabnya sesuai dengan pengetahuan yang saya dapatkan selama ini dalam lingkungan Gereja. saya sendiri lebih sering mengucapkan kalimat itu saat sedang berkumpul bersama saudara-saudara saya dalam satu paguyuban pencak silat Katolik, Tunggal Hati Seminari – Tunggal Hati Maria (THS-THM). Kalimat ini digunakan sebagai sapaan antar anggota dengan ketentuan, salam diberikan dengan ucapan “salam Gloria” dan dibalas dengan “deo gratias”.

“Deo Gratias” atau “Dei Gratia” dan/atau sering disebut “berkah dalem” oleh umat Kristen Jawa, artinya “Syukur kepada Allah”. “Deo” atau “Dei” (Latin)= Allah, “gratias”= terima kasih;syukur;berkat. Paus Siktus II (257-258) meresmikan penggunaan seruan “Deo Gratias” yaitu “syukur kapada Allah”. 

Senin, 10 Maret 2014

milikilah "satu" keterampilan khusus

Beberapa waktu lalu saya membuka akun saya pada sebuah situs pertemanan. Pada saat saya masuk ke TimeLine saya, muncul sebuah perintah untuk melengkapi profil saya yang disertakan dengan pertanyaan "keterampilan khusus apa yang anda miliki?". Saya mengernyitkan dahi dan langsung bertanya pada diri saya sendiri "o iya,ya. Saya bisa apa?". Beberapa detik saya berpikir, mencoba menemukan sesuatuh yang lebih pada diri saya, sesuatu yang bisa dijadikan nilai plus, tapi saya tidak menemukan apa-apa. saya pun mengabaikan perintah di timeline itu dan tidak pernah memikirkannya lagi. tapi kemarin tiba-tiba di kelas dosen saya berkata demikian "coba, berapa umur kalian sekarang?" Rata-rata dari kami menjawab 19 tahun. "berarti anda rata-rata telah hidup selama 19 tahun, dari waktu hidup yang cukup lama itu, keterampilan apa yang sudah kamu kuasai?" Tidak ada satu pun dari kami mahasiswa dalam kelas itu yang menjawab. beliau melanjutkan, "Kalian telah hidup selama 19 tahun tapi tidak ada satupun keterampilan khusus yang kalian miliki.jadi selama ini apa yang kalian lakukan? rupanya kalian hanya membuang-buang waktu kalian.seharusnya kalian mampu menjadi orang yang "plus",dengan menguasai satu keterampilan khusus. cukup satu asal kalian fokus. jangan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat."

Minggu, 09 Maret 2014

puasa mutih

Pernahkah anda mendengar kata "mutih" atau "puasa mutih"? Mungkin bagi orang-orang yang belajar ilmu kebatinan tidak merasa asing lagi dengan istilah ini. Puasa mutih adalah salah satu tradisi Kejawen yang di anut oleh penduduk pulau Jawa. Kata kejawen sendiri merupakan bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai "kebatinan". Dalam ajaran Kejawen berpuasa dan bersemedi atau bertapa adalah hal biasa,salah satu jenis puasa yang mereka lakukan adalah puasa mutih.
Puasa mutih dilakukan dengan cara hanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang berwarna putih dan rasa tawar seperti nasi putih dan air putih. Susu? tentu saja tidak boleh, karena susu bukan minuman yang rasanya tawar.:) dengan kata lain, makanan dan minuman yang mengandung bahan penyedap, bumbu, dll seperti gula, garam, dan sebagainya tidak boleh dikonsumsi selama berpuasa mutih.Tujuannya bagi para penganut Kejawen itu bermacam-macam,seperti untuk mendapatkan ilmu gaib, keberhasilan hajad, dll.